Keunikan Pasar Lawas Kumandang, Pasar Bernuansa Tradisional di Wonosobo

Menghabiskan waktu akhir pekan di Wonosobo, tidak lengkap jika belum singgah di tempat yang satu ini. Ya, di Wonosobo ada satu pasar unik yang dikembangkan masyarakat menjadi satu destinasi wisata atraktif. Pasar unik itu dinamakan Pasar Lawas Kumandang, yang berada di Dusun Bongkotan, Desa Bojasari, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo.
Pasar Lawas Kumandang Wonosobo
Sebenarnya keberadaan Pasar Lawas Kumandang ini telah dibuka untuk umum sejak bulan Juni 2018 yang lalu. Dan saya sendiri baru tahu informasinya dari internet baru-baru ini. Karena rasa penasaran saya, kebetulan pas minggu kedua kemarin saya pergi ke Wonosobo, dan sekalian mampir ke Pasar Lawas Kumandang.

Lokasinya sekitar 15 kilometer dari pusat kota Wonosobo. Untuk sampai ke lokasi, tentunya anda harus melewati jalanan desa yang sudah diaspal, di mana di sampingnya terdapat hamparan sawah dan rumah penduduk.

Seperti halnya pasar unik di tempat lainnya, Pasar Lawas Kumandang ini letaknya di tengah pepohonan rindang. Akses ke lokasi juga tidak terlampau sulit karena sudah tersedia di dalam peta Google Maps. Pasar ini menyajikan berbagai kuliner dan hiburan tradisional yang mungkin mulai jarang ditemukan dalam keseharian.

Ditempat ini sudah tersedia tempat parkir untuk mobil maupun sepeda motor. Untuk mobil sudah disediakan tanah lapang yang cukup kuas untuk tempat parkir, sedangkan untuk sepeda motor juga sudah disediakan tempat parkir di sekitar rumah warga. Dari tempat parkir mobil, anda tidak perlu berjalan kaki dari tempat parkir ke lokasi yang jaraknya sekitar 200 meter. Ada ojek yang disediakan untuk mengantarkan pengunjung sampai lokasi, dan sebaliknya. Ojek yang ditumpangi pengunjung itu pun tidak dipungut biaya, alias gratis.

Keunikan Pasar Lawas Kumandang

Keunikan Pasar Lawas Kumandang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjungnya. Keunikan pertama, pasar ini hanya buka di hari Minggu saja, mulai pukul 07.00 hingga pukul 12.00. Dimana sejak dari gerbang pintu masuk ke lokasi pasar, pengunjung akan disambut dengan kesenian Calung.
Gerbang pintu masuk menuju Pasar Kumandang

Pintu masuk lokasi pasar, dengan tulisan Sugeng Rawuh 
Keunikan kedua, adalah alat pembayaran untuk membeli barang-barang yang di jual. Pasar pada umumnya alat pembayaran yang digunakan adalah uang resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Namun, disini hal itu tidak berlaku, sebagai gantinya adalah keping koin yang terbuat dari batok kelapa (tempurung kelapa) yang hanya berlaku di Pasar Lawas Kumandang. Untuk mendapat uang keping koin tersebut, pengunjung harus menukarkan uang Rp. 2.000,- dengan uang keping koin.
Tempat penukaran uang resmi dengan keping koin dari batok kelapa

Suasana di dalam Pasar Lawas Kumandang

Kulo wonten riki (saya ada disini), Pasar Lawas Kumandang
Keunikan ketiga, di dalam pasar warga setempat menjual aneka makanan, minuman, dan jajanan tempo dulu yang disajikan lengkap, seperti cenil, mata kebo, combrot, bubur sum-sum, getuk lindri, tiwul, serabi, sego jagung dan makanan tradisional lain dengan harga yang terjangkau.

Para pedagang yang menjajakan aneka jajanan pasar tempo dulu
Keunikan keempat, semua jajanan di pasar ini tidak menggunakan bungkus plastik, semua bungkus makanan menggunakan daun-daunan. Demikian pula dengan piringnya menggunakan bahan-bahan dari alam. Pasar Lawas Kumandang mengusung konsep zero plastic dan kembali ke alam. Jadi jangan heran kalau anda tidak diberi kantung plastik untuk membawa belanjaan. Tapi jangan khawatir, anda bisa membeli tas anyaman bambu seharga empat keping untuk tempat belanjaanmu.

Selain itu ada pula souvenir seperti caping gunung, blangkon, gapyak, yoyo kayu super, tas akar, otok-otok pring, kaos, miniatur (mobil, kapal, pesawat), gantungan kunci, celengan, boneka rajut, kipas kayu, sandal kayu dan lain-lain.
Pedagang Souvenir
Keunikan kelima, para pedagangnya berpakaian adat Jawa dan berbahasa Jawa Kromo dalam melayani pembeli. Disini para pengunjung diharuskan berkomunikasi dengan bahasa Jawa selama berada di dalam pasar.
Salah satu pedagang yang berpakaian adat Jawa
Keunikan keenam, di dalam pasar juga terdapat area edukasi taman baca dan arena bermain anak yang disebut dengan area playon anak untuk mengenalkan permainan-permainan anak jaman dulu yang sekarang hampir tidak pernah dimainkan.

Area Bermain Anak ( Bocah PlayOn )
Nah, untuk anda yang suka merokok, di Pasar Lawas Kumandang ini tidak boleh merokok di sembarang tempat. Tapi jangan khawatir, karena panitia telah menyediakan tempat khusus untuk merokok.
Area Merokok

Situs Candi Bongkotan

Jika anda mau pulang, setelah puas menikmati kuliner Pasar Lawas Kumandang, tidak jauh dari pasar terdapat sebuah situs Candi yang bernama Candi Bongkotan. Situs candi ini pertama kali di temukan di lahan perkebunan kopi pada tahun 1989.

Situs Candi Bongkotan
Penemuan situs candi bermula dengan adanya dua batu di lahan perkebunan kopi ini berupa batu lingga dan yoni, kemudian ditindak lanjuti dengan penggalian oleh warga. Akhirnya ditemukan reruntuhan bebatuan candi, adapun empat induk candi yang ditemukan diperkirakan adalah situs candi peninggalan abad ke VIII yang bercorak Hindu yang terbuat dari tanah seperti batu bata.
 
Secara konsep, Pasar Lawas Kumandang ini dibangun untuk memberdayakan warga, melestarikan budaya Jawa dan mengangkat kembali pasar kuliner tradisional yang mulai tergerus oleh zaman. Pasar ini juga mengusung kampanye "Gayeng Reborn", yaitu melahirkan kembali kearifan lokal yang ada di Jawa Tengah.

Tulisan ini di ikutsertakan dalam Lomba Travel Blogger yang di selenggarakan oleh DPD ASPPI Jawa Tengah.
Keunikan Pasar Lawas Kumandang, Pasar Bernuansa Tradisional di Wonosobo Keunikan Pasar Lawas Kumandang, Pasar Bernuansa Tradisional di Wonosobo Reviewed by denbaguse on 20.38 Rating: 5

2 komentar:

  1. Wah keren ya pasarnya, nuansa alami dan tradisional berpadu jadi satu, dan bisa jadi alternatif kalau rindu dengan permainan tradisional dan makanan tradisional.

    BalasHapus
  2. @SiKlimis : Iya mas, ini bisa mengingatkan kembali permainan dan jajanan tradisional jaman dulu.

    BalasHapus

Berkomentarlah secara bijak, jangan melakukan SPAM

Diberdayakan oleh Blogger.