Keindahan panorama
pegunungan Dataran Tinggi Dieng sudah tidak diragukan lagi, dan salah satunya adalah
Puncak Sikunir yang berada di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo, Jawa Tengah.
|
Sunrise di puncak Sikunir |
Karena terkenal akan
keindahan golden sunrise nya, makanya
saya jadi penasaran. Untuk itu pada bulan Agustus kemarin, saya sempatkan untuk
berkunjung ke bukit Sikunir. Sebenarnya rencana ke bukit Sikunir sudah lama,
tapi pada bulan-bulan sebelumnya masih musim hujan, jadi rencana ke bukit Sikunir
ditunda dulu. Karena kalau musim hujan, biasanya kabutnya tebal dan sunrise nya tidak kelihatan.
Berhubung waktu itu weekend dan bertepatan mengunjungi anak
di Wonosobo. Saya berangkat dari rumah sekitar jam 08.00 pagi, sampai di
Wonosobo sekitar jam 10.30 siang dan langsung ke sekolah untuk menjemput anak.
Dari sekolah kami berdua
langsung meluncur menuju Dieng. Tapi pas di perjalanan sampai daerah Tieng, saya
melihat banyak mobil pada berhenti di sepanjang jalan tersebut. Ternyata disitu
lagi ada pemasangan jembatan sementara, karena di daerah tersebut terjadi tanah
longsor yang memakan sebagian bahu jalan. Jadi, untuk kendaraan roda empat
tidak bisa lewat dan harus putar balik, sedangkan untuk sepeda motor masih bisa
lewat, tapi harus antri satu per satu.
|
Dieng |
Sesampainya di Dieng saya langsung
mencari penginapan. Setelah berputar-putar di daerah Dieng, akhirnya saya
menemukan sebuah homestay dengan nama Flamboyan. Dan disinilah tempat kami menginap,
karena letak penginapannya berada di pinggir jalan raya Dieng. Jadi nantinya
lebih mudah untuk mencari makan malam.
|
Homestay Flamboyan |
Setelah meletakan barang
bawaan, kami langsung pergi keluar untuk survey
jalan menuju bukit Sikunir. Dengan berbekal Google Maps akhirnya perjalanan kami
sampai di gerbang Desa Sembungan. Desa ini merupakan desa tertinggi di pulau
Jawa, dan di desa inilah bukit Sikunir berada. Berhubung waktu itu badan masih
terasa capek akibat perjalanan jauh, kami putuskan untuk kembali lagi ke
penginapan.
|
Gerbang Desa Sembungan |
Pada waktu malam hari kami
hanya keluar untuk makan malam saja, karena suhu udara di Dieng sangat dingin
sekali. Sebelum kembali ke penginapan, kami mampir dulu beli makanan kecil dan
minuman buat bekal besok ke Sikunir. Sampai di penginapan kami langsung masuk
kamar dan tidur, karena besoknya harus bangun pagi-pagi. Ini adalah pengalaman
pertama kami menginap di daerah Dieng.
Tepat jam 04.00 subuh kami
berdua berangkat dari homestay menuju Sikunir. Perjalanan sekitar 15 menit,
akhirnya sampai di gerbang Desa Sembungan. Untuk menuju bukit Sikunir, kami harus
memasuki desa Sembungan dengan membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000. Setelah menyusuri
desa dan melewati Telaga Cebong, akhirnya kami sampai di basecamp Sikunir.
Basecamp ini juga sebagai tempat parkir, dan untuk biaya parkir sebesar Rp.
5.000 per motor. Dari tempat
parkir ini lah kemudian dimulai pendakian.
Puncak Sikunir yang
terletak di ketinggian 2.263 mdpl ini memiliki pemandangan sunrise penuh magis. Puncak Sikunir saat ini menjadi tempat yang
sering dikunjungi karena di tempat ini dapat merasakan kegiatan naik gunung
tetapi hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari tempat memarkir kendaraan.
Waktu itu tidak hanya kami
yang melakukan perjalanan ke Puncak Sikunir, akan tetapi banyak pengunjung juga
yang melakukan perjalanan yang sama, baik pengunjung lokal ataupun dari manca negara.
Untuk jalur pendakian juga tidak terlalu sulit, di awal pendakian kami melalui jalan
yang terbuat dari beton, dan ditengah pendakian kami melalui jalan yang berupa anak
tangga dari batu tersusun rapi yang
ditengahnya telah dilengkapi pegangan berupa tali. Semakin keatas, jalur
pendakiannya berupa jalan setapak dari tanah.
Saat tiba di puncak
Sikunir sekitar jam 05.00 pagi, matahari sama sekali belum muncul dan sesekali
kabut menyapu lanskap sekitar puncak Sikunir. Diluar dugaan ternyata di puncak
Sikunir seperti pasar malam, karena banyak pengunjungnya jadi kami agak
kesulitan mencari tempat yang pas untuk menyambut matahari terbit.
|
Puncak Sikunir |
Dari puncak Sikunir
pengunjung juga dapat menikmati pesona panorama pemandangan pegunungan Dieng
yang terhampar luas kemana arah mata memandang. Barisan perbukitan dan
pegunungan dengan kerlip lampu desa-desa dibawahnya menjadi pemandangan yang
menakjubkan sebelum matahari beranjak menerangi kawasan tersebut.
|
Golden Sunrise |
Setelah menahan dingin
yang cukup lama, sesaat langit mulai bergerak, tidak berapa lama cahaya dengan
warna kuning kemerahan mulai memendar, pertanda matahari kian dekat untuk
keluar. Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya terlihat matahari menyembul dari
salah satu puncak gunung. Bersinar cerah membuat langit berwarna keemasan. Saat
itu juga lampu kamera yang saling bergantian, teriakan yang menandakan banyak
orang yang bergaya dengan latar belakang pemandangan matahari terbit. Semakin
meninggi, matahari membuka tabir lukisan pagi yang indah. Puncak gunung Sindoro
juga jelas terlihat.
|
View di puncak Sikunir |
Setelah merasa cukup untuk
mengabadikan kenangan di Puncak Sikunir, kami melanjutkan perjalanan turun menuju
tempat parkir. Ditengah perjalanan menuju tempat parkir, ada sekelompok pemain
musik yang siap menghibur para pengunjung dalam perjalanan menuruni bukit
Sikunir.
|
Jalan turun dari bukit Sikunir |
Sebelum sampai tempat
parkir, kami menyempatkan mampir dulu membeli makanan khas Sikunir yaitu
kentang rebus kecil seharga Rp. 5.000 per bungkus. Sampai di bawah, tak
lupa kami juga mengabadikan kenangan dengan berfoto di tepi telaga Cebong,
dengan beberapa
tenda yang terpasang di pinggir danau. Setelah itu kami pun
pulang menuju ke penginapan untuk bersih-bersih dan istirahat sebentar.
Sampai jumpa lagi di
jalan-jalan saya selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Berkomentarlah secara bijak, jangan melakukan SPAM